#AWENYMOUS-BERJALAN TANPA RENCANA, BERGERAK PENUH MAKNA

Sunday, May 4, 2008

Tour D Java; sebuah Catatan Perjalanan 6.2

catatan ke enam(akhir)
wonogiri-jakarta
sejuta jiwa di tour d java
Sekitar pukul 2 siang, laskar ZEDP pun berpamitan. Tak lupa, kami pun tentunya melakukan pengisian bahan bakar karbohidrat sebagai penunjang tenaga kami yang akan menempun perjalanan panjang selama 13 jam. Ini adalah wisata kuliner kami yang ke enam belas selama tour d java ini. Tangisan serta rengekan manja khas anak kecil yang keluar dari mulut imong pun seperti menjadi pengiring kepergian kami. Tampaknya, imong ingin ikut dengan pamannya, ibot, untuk mendampingi kami ke stasiun solo. Pamitan serta ucapan terimakasih pun tak lupa kami ucapkan kepada keluarga besar Pak ibot. Oya, dikarenakan rute yang berlainan, sebagian dari kami pun meninggalkan rumah ibot tidak secara bersamaan. Mba elly yang pulang ke Madura dan Rinta + Soya yang pulang kembali ke Jogjakarta menjadi kontestan ZEDP yang harus angkat koper terlebih dahulu.
Sesampainya di stasiun kereta, mba Dessy pun langsung memesan tiket pulang ke Jakarta, tepatnya ke stasiun Tanah Abang. Aku sendiri merasakan badan yang mulai manja. rasa lelah serta letih selama tour d java akhirnya memakan korban juga. Aku merasakan pening yang amat dahsyat dan kepalaku terasa sangat berat. Untungnya, sakitnya tidak sampai menjalar ke bagian hati karena justru suasana hatiku saat itu sangat kontras keadaan badanku. Sang hati terasa sangat gembira riang tak terkira karena melihat boneka dari india (LoH..ko jadi lirik lagu gitu ya…)...
Ah, ingin rasanya aku segera rebahkan badanku ini setibanya di dalam kereta api.
Insiden positif pun terjadi saat itu. Tanpa kami duga dan kami kira, Soya dan Rinta pun tenyata mendatangi kami kembali. Kaget tentunya karena kita sudah berpamitan di rumah Ibot tadi. katanya sih, mereka paksakan kembali ke stasiun solo dari solo balapan hanya karena satu hal, yaitu Kangen!!!!.....
Sekitar pukul 17.00, kereta api yang akan membawa kami ke Jakarta pun mulai menampakan badan kokohnya. Penuh sesak para penumpang menjadi teman kami waktu itu. Kereta nya ternyata tidak sekosong ketika perjalanan kami ke Tegal. Akhirnya, setelah pencarian panjang yang melelahkan, kursi kosong pun berhasil kami temukan. Artinya, hasrat besarku untuk mengistirahatkan tubuhku pun kesampaian. Apalagi ini perjalanan yang amat melelahkan sekitar 13 jam. Kata ustadku sih, perjalanan panjang itu akan terasa sangat singkat apabila kita melakukan tiga hal utama, yaitu TIDUR, BOBO dan SLEEPING!!!! So, aku pun melakukan nasihat itu dan ternyata itu berhasil. Seingat aku sich, aku hanya bangun selama 3 kali, yaitu sebagai berikut:
1. ketika Hery datang menghampiri untuk membawa berita gembira tentang makanan yang harus aku santap
2. Ketika mba Dessy dan mas Eko berpamitan di stasiun Tegal, itupun pamitannya terhalang sekat jendela, karena katanya sih, aku tidur terlalu pulas ketika mereka membangungkanku untuk sekedar mengucapkan "good bye"
3. Ketika Indra mengingatkanku bahwa waktu subuh sudah tiba dan memintaku untuk shalat berjamaah bersama yang lain di atas kereta.
**********************************************
sekitar pukul 7.30 pagi, kereta pun mulai memasuki kawasan "elit dan sulit” khas ibukota Jakarta. Wajah-wajah kusam menyelimuti pemandangan laskar ZEDP yang tersisa pagi itu. Hery, Nanank, Nadra, Indra, Genji, Mia, Aria dan aku sendiri, Awen Al-Tampani adalah para laskar itu.
Ah, perjalanan panjang pun akhirnya berakhir. Hery dan Nadra turun di stasiun Jatinegara dan sisanya di stasiun Tanah Abang.
Sungguh, sebuah perjalanan silaturahim yang luar biasa indah dan mengagumkan. Semoga kenangan indah akan mampu menjadi senjata ampuh kami untuk senantiasa ingat bahwa kita pernah mempunyai saudara yang hebat dan luar biasa, sekarang dan selamanya....

No comments: