catatan ke enam dari enam bagian(bagian satu)
Pesona Sang Gajah Mungkur
Waktu adalah sebuah hitungan kehidupan yang seringkali dijadikan sebagai ajang kebohongan sang anak adam. Acapkali, mereka bilang, waktu itu terlalu pendek atau malah bagi sebagian orang terlalu panjang. Ketika ada dalam duka, waktu dirasakan teramat lama. Sebaliknya, ketika berada dalam suka, waktu terasa bergerak cepat. Ah bagaimanapun, waktu adalah tetap sebuah waktu. Persepsi apapun yang ada dibenak manusia, dia akan selalu menjalani tugasnya sesuai kehendak alam, 60 detik dalam 1 menit, 60 menit dalam 1 jam, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dan seterusnya...
Tak dinyana, Aku pun termasuk salah seorang yang mungkin melukai perasaan sang waktu. 6 hari sudah, Aku dan para laskar ZEDP 2 berada dalam dekapan tour d java yang terasa sangat hangat dan penuh kekeluargaan. Pendek, ya, betapa Aku merasakan waktu terasa amat pendek, rasanya baru kemarin Aku berada di stasiun jakarta kota dan duduk manis di kereta ekonomi jurusan jakarta-tegal,,,Sekarang, ketika mataku ini terbuka pagi itu, aku sudah berada di wonogiri, lebih tepatnya, dikediaman pak ibot, peserta ZEDP 2 terbaik.Subhanalloh...
Aku merasakan pagi yang terasa asing , rasa kehilangan dan sepi yang amat dalam seketika saja menusuk-nusuk ulu hatiku, aku juga heran, kenapa aku bisa merasakan itu justru ketika aku berada di tengah-tengah para laskar ZEDP. Ah, perjalanan ini mungkin akan segera menemui klimaksnya. Ini memang hari terakhir dan sore ini juga kami akan bergegas ke tempat kami masing-masing...
Makanan pagi menjadi pembuka kebersamaan kami hari itu. Ini adalah wisata kuliner kami yang kelima belas selama tour d java. Menu yang ditawarkan sungguh luar biasa, yang jelas tak kan pernah bisa ditemukan lagi ditempat lain karena kami disuguhi makanan tambahan berupa semangkuk sayur kebersamaan, secangkir teh kehangatan dan nasi putih yang dimasak dengan penuh rasa cinta dan kekeluargaan yang sangat kami rasakan selama perjalanan ini.
Kami tak bisa berlama-lama dengan sarapan pagi itu karena geliat pesona sang gajah mungkur, waduk terbesar di pulau jawa, sudah memanggil kami untuk singgah dari sore kemarin. Perjalanan kami tempuh dengan menggunakan angkot yang lagi-lagi kami kuasai sekitar 20 menit. Wajahku masih tampak kusam dan tak bersemangat karena memang belum ada pembersih ataupun kosmetik apapun yang menyentuh kulit muka ku.Tapi tak apalah, itung-itung sekali-kali aku jadi orang yang katro dan berkulit wajah kusam.MmmMM....
Setibanya di waduk gajah mungkur, hamparan indah sang pagi datang menyambut kami. sangat asri dan bersahaja,seasri semangat kami saat itu. ritual poto-memoto pun tak lupa jadi incaran sebagian anggota zedp.
Waduk sendiri terlihat sangat indah. Jelas terlihat kegagahan rupa gajah mungkur yang merupakan sumber kehidupan Kota Wonogiri dan sekitarnya. Bahkan, waduk sendiri sempat memberikan sedikit “godaan” kepada warga sekitar beberapa bulan yang lalu yang menimbulkan banjir yang lumayan besar dibeberapa daerah.
Hari itu, sang gajah mungkur terlihat sepi. Kata bapak nelayan sekitar sih, keramaian hanya terjadi pada hari libur ataupun moment tertentu saja. untungnya, laskar ZEDP membawa sedikit warna di pagi cerah itu.
Kami pun berkesempatan mengelilingi bendungan tersebut menggunakan perahu semacam kayak. Aku sendiri merasa agak ngeri pas menaiki perahu itu karena takut tenggelam. Waduk sendiri lumayan dalam, sekitar30-50 M...Huh, kalo tenggelam bisa berabe tuh, badan ku yang lumayan berat plus kemampuan renang yang nihil, bisa membuat proses penenggelaman berjalan cepat, untungnya semua berjalan lancar.
Acara puncak tour d java pun hampir mendekati ajalnya. Selepas bersenang-senang dengan keramahan sang gajah mungkur, kami pun mencari tempat tu sekedar berkumpul dan berteduh. Menurut kalender akademik panitia kecil ZEDP, bu Mia dan pak Ganjar, mozaik waktu yang harus kami lewati berikutnya adalah curahan hati ZEDP baik selama berpartisipasi di ZEDP 2 dan juga tentunya kesan selama mengikuti 'the Amazing Tour d Java' ini. Acara berlangsung sangat khidmat dan suasana keakraban makin menjadi-jadi saja di kesempatan kali ini. Ibarat kobaran api olimpiade yang diambil dari gunung olimpus yang tak akan pernah mau padam, begitu pun dengan kobaran api semangat penuh kekeluargaan khas ZEDP selama ini. Acara ini menjadi semacam rangkuman atau highlight perasaan hati sang ZEDPers. Tawa dan tangis pun menjadi pemandangan yang mendominasi di kepingan-kepingan acara "curhat" itu. Ah, sungguh aku sangat terharu dengan suasana yang tercipta. Sungguh, aku tidak pernah menyangka acara ini akan menjadi sehebat dan seluar biasa ini.
"It is really beyond my expectation"
Selepas acara curhat usai, kami pun menanam pohon harapan dan cita-cita yang ingin kami raih di masa depan. Rangkaian mimpi indah itu kami masukan dalam botol plastik air mineral dan kami tanam ke dalam tanah di samping sebuah pohon besar yang berusia tua. Pohon itu akan selalu kami jaga, kami siram dengan ketulusan hati dan kami pupuk dengan kerja keras dan keyakinan supaya kelak bisa tumbuh sebagaimana yang kami inginkan.
Ah, gajah mungkur pun perlahan mulai lenyap dari pandangan kami. Tapi, seribu memori yang tercipta didalamnya akan selalu kami ingat jauh dalam lubuk hati yang terdalam.
Aku sendiri perlahan mulai mengenal rekan-rekan ZEDP plus Mba elly secara lebih dekat dan komprehensif. Ibarat pepatah, "tak kenal maka tak sayang", benarlah adanya. Aku merasa sangat bersyukur dengan persahabatan yang tercipta di program yang ZEDP 2 sangat singkat ini.
Sungguh, persahabatan adalah salah satu unsur kehidupan yang berarti banyak dalam proses kehidupan seorang manusia. Karena aku sangat percaya bahwa persahabatan merupakan sunatullah yang harus dijaga dengan sangat baik dan benar.....
Thanks my friend in ZEDP 2....you are all one of the best in my life quest....
No comments:
Post a Comment